Ilmu Manajemen Organisasi merupakan
kelompok ilmu pengetahuan sosial. Karena didalam manajemen organisasi terdapat
orang-orang anggota yang saling berinteraksi serta mengemukakan ide dan
pendapat untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen yaitu suatu tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, menggerakkan dan mengatur suatu
kegiatan organisasi adalah sekelompok atau sekumpulan orang yang bekerja sama
dan memiliki tujuan yang sama.
Jadi
manajemen organisasi adalah sekelompok orang yang melakukan kegiatan secara
efektif dan efesien yang bekerja sama mengatur dan menggerakkan untuk mencapai
tujuan yang sama.
Dalam
manajemen organisasi terdapat program-program kerja dan untuk melaksanakannya
perlu dilakukan musyawarah anggota (musang).
Tujuan
manajemen organisasi adalah untuk mengatur dan menciptakan suatu kegiatan
dimana harus ada strategies, prosedure, system, rules, dan instruction yang
dilakukan. Pada dasarnya setiap tujuan adalah rencana dan setiap tujuan
organisasi dapat dilihat dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART)
yang menerangkan peraturan-peraturan dari rambu-rambu pelaksanaanya.
MANAJEMEN EKSPEDISI
Manajemen
Ekspedisi terdiri dari dua kata yaitu : manajemen yang artinya mengatur atau
merencanakan sedangkan ekspedisi adalah perjalanan atau petualangan.
Jadi
manajemen ekspedisi adalah mengatur atau merencanakan perjalanan untuk
menemukan hal-hal yang baru contohnya air terjun,binatang langka dan lain-lain.
Didalam manajemen ekpedisi,ada tiga pase
yaitu
1. keputusan mendasar
Ø Merumuskan tujuan
Ø Merencanakan waktu
Ø Jumlah peserta
2. persiapan ekpedisi
Ø Menentukan leader (depan)
Ø Menetukan sweeper (belakang)
Ø Pemetaan/peta perejalanan
3. hal-hal yang disiapkan dalam ekpedisi
Ø surat perizinan
Ø menentukan koordinan/star poin
Tujuan melakukan ekpedisi yaitu:
1. Menentukan/menemukan hal-hal baru yang
memberi pengetahuan pada khalayak ramai
Hal-hal yang harus diamati dalam ekspedisi
adalah:
Ø Flora (tumbuhan)
Ø Fauna (hewan)
Ø Adat istiadat penduduk dimana kita
melakukan ekspedisi
Ø Evaluasi/briping
Langkah awal dalam melakukan ekspedisi
Ø persiapan
Ø orientasi peta lokasi
Cara peking dalam ekspedisi
1. Barang yang lebih ringan diletakan
dibagian bawah
2. Barang yang sering dikeluarkan diletakan
diluar seperti kantong-kantong cerrel
3. barang-barang yang berat diletakan
dibagian atas
AMDAL
Amdal singkatan dari :
A :
analisis
M :mengenai
Da :
dampak
L :
lingkungan
Contoh dampak
lingkunga yaitu :
- limbah pabrik yang berbahaya,
- banjir,
- kebakaran,
- longsor.
Dalam
pencarian data kita bisa melakukan 2 cara yaitu :
- infestigasi terbuka yaitu mewawancarai seorang korban yang terkena dari pada dampak lingkungan tersebut.
Misalnya,terjadi
suatu kejadian di sebuah desa yaitu limbah pabrik kelapa sawit.maka yang akan
diwawancarai yaitu masyarakat sekitar pabrik yang terkena limbah pabrik kelapa
sawit tersebut.
- infestigasi tertutup yaitu mewawancarai sabuah organisasai atau sebuah pabrik yang mana pabrik tersebut yang mengakibatkan dampak lingkungan,
misalnya
seperti pada contoh diatas,maka yang akan di wawancarai yaitu pihak pabrik
kelapa sawit yang telah menyebabkan limbah tersebut.
NAVIGASI DAN PEMETAAN
Navigasi
adalah pengetahuan untuk mengetahui keadaan medan yang akan dihadapi, posisi
kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas.
Pengetahuan tentang navigasi darat ini merupakan bekal yang sangat penting bagi
kita untuk bergaul dengan alam bebas dari padang ilalang, gunung hingga rimba
belantara. Untuk itu memerlukan alat-alat seperti:
1. Peta topografi
2. Penggaris
3. Kompas
4. Konektor
5. Busur derajat
6. Altimeter
7. Pensil
Pengetahuan tentang navigasi darat ini
meliputi :
1. Pengenalan Peta
2. Pengenalan Kompas
3. Memakai peta dan kompas dalam satu kesatuan
I. PENGENALAN PETA
Peta
adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diproyeksikan dalam
dua dimensi pada bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu. Peta
yang biasanya digunakan dalam kegiatan pendakian gunung adalah peta topografi.
Selain pendaki gunung, jenis peta ini juga dipakai oleh militer.kandungan
informasi yang dimiliki oleh peta topografi seperti relief permukaan bumi,
hutan, pemukiman penduduk, jaringan sungai, jalan dan sebagainya, keistimewaan
peta topografi adalah skala yang besar namun hal ini menyebabkan peta topografi
itu hanya menggambarkan suatu wilayah kecil saja.
Ukuran peta topografi sebagai berikut :
- Skala 1 : 50.000
- Skala 1 : 25.000
- Skala 1 : 5.000

SHAPE \* MERGEFORMAT
Gambar 1. Peta Topografi
Bagian –bagian pada peta :
1. Judul Peta
Adalah
identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain
yang menonjol.
2. Keterangan Pembuatan
Merupakan informasi mengenai pembuatan dan
instansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta. Keterangan ini
digunakan untuk menghitung sudut variasi magnetisnya karena kutub magnetis
selalu berubah setiap tahun disebabkan pengaruh rotasi bumi. Variasi ini
dinamakan “Deklinasi”, variasi deklinasi ini sangat berpengaruh terhadap
perhitungan dalam menggunakan peta dan kompas.
3. Nomor Peta (Indeks Peta)
Nomor
peta berguna untuk memudahkan kita mencari peta yang dibutuhkan.
4. Pembagian Lembar Peta
Adalah
penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan,
bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu
daerah yang lebih luas.
5. Sistem Koordinat
Adalah perpotongan antara dua garis sumbu
koordinat. Macam koordinat adalah:
a.
Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan
dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan
garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik.
Misal Co 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS.
b. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid.
Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke
utara dan barat ke timur dari titik acuan.
c. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat
dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta. Skala bilangan dari sistem
koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua sistem koordinat
ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam pembacaan
sering membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak
dibaca seluruhnya.
Misal:
72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.
6. Skala Peta
Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal
sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non
garis (grafis).
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan
250 m di medan yang sebenarnya.
7. Tanda Peta
Tanda Peta adalah gambar bagaian-bagaian atau benda-benda medan yang digambarkan
dengan tanda-tanda tertentu dan telah ditentukan
8. Garis Kontur atau Garis Ketinggian
Garis ketinggian adalah merupakan garis perbatasan bidang yang merupakan
tempat kedudukan titik-titik dengan ketinggian sama terhadap bidang referensi
(pedoman) acuan tertentu. Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi
pada peta topografi. Garis kontur dimaksudkan untuk mengetahui ketingian suatu
daerah atau tempat dari permukaan laut dan juga dapat digunakan untuk mengenali
atau mengetahui keadaan medan yang sebenarnya dilapangan.


Ciri – ciri garis kontur
1. Garis kontur yang lebih rendah selalu mengelilingi garis
ketinggian yanglebih tinggi, kecuali pada awal. Pada kawah
garis konturnya ditambahkan titik – titik yang lebih tinggi mengelilingi kontur
yang lebih rendah.
2. Kerapatan
garis kontur yang berubah – ubah tidak memengaruhi beda ketinggian garis kontur
tersebut.
3. Untuk
daerah datar/landai gambar konturnya jarang – jarang, sedangkan untuk daerah
yang terjal atau curam garis konturnya rapat.
4. Pungungan
gunung/bukit terlihat di peta sebagai rankaian kontur berbentuk ”U” yang
menjorok keluar menjauhi puncak.
5. Lembah
terlihat dipeta sebagai huruf ”V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke dalam
kearah puncak.
6. Garis
kontur terdiri dari dua macam, garis kontur tebal yang dikenal dengan nama ”intermediate
countour” dan garis kontur tipis yang dikenal dengan nama ”index countour” atau
disebut juga internal kontur. Untuk peta terbitan bakosurtanal, garis kontur
yang tipis atau yang berada diantara dua garis kontur tebal berjumlah tiga buah
garis kontur dan selang garis konturnya untuk peta skala 1:50.000 adalah 25
meter, sedangkan untuk skala peta 1:25.000 adalah 12,5 meter.
Macam – macam tinggi
1. Tinggi
Mutlak:
a) Diukur
dari permukaan laut, merupakan standardisasi penukuran.
b) Pengukuran
dilakukan pada waktu pasang surut. Tempat pengukurannya dinamakan Peil.
c) Tiggi mutlak digunakan sebagai titik yang
menunjang ketiggian sebenarnya dari permukaan laut.
d) Tinggi
mutlak juga digunakan untuk mengetahui tinggi nisbi relatif.
2. Tinggi
Nisbi:
a) Diukur dari tempat di mana benda itu
berada.biasanya pengukuran dilakukan/diambil dari permukaan tanah.
b) Tinggi nisbi merupakan perbedan tingi dari
dua titik atau tempat yang diukur.
c) Tinggi
nisbi dari tiap – tiap tempat tidak selalu sama. Artinya, mungkin bisa sama mungkin
pula tidak sama.


II. PENGENALAN KOMPAS
Kompas
adalah peralatan umum yang paling dikenal dan paling populer di dunia sebagai alat
petunjuk arah. Kompas mempunyai jarum yang berfungsi menunjukkan arah mata angin.
Kompas mempunyai pembagian arah mata angin sebanyak 32 buah dan garis pembagi
derajat dari 0o samapi
359o, arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas
inilah yang dikenal dengan sebutan arah medan magnetik bumi, bukan arah kutub
yang sebenarnya.
Bagian-bagian kompas
1. Jarum
kompas/jarum magnet
Jarum kompas merupakan bagian terpenting pada sebuah kompas. Jarum ini
dibuat dengan menggunakan magnet.
2. Piringan
derajat
di dalam kompas ada lingkaran yang terdiri atas garis-garis. Garis ini
dikenal dengan garis pembagi skala derajat. Cara membaca skala derajat ini
searah dengan jarum jam yang dimulai dari arah utara magnetis, kemudian
melingkar menuju titik utara magnetis, kemudian melingkar menuju titik utara
magnetis kembali.
3. Skala
piringan derajat
Ada banyak macam untuk skala piringan derajat ini. Pembagian derajat
internasional atau standarnya adalah seperti sudut lingkaran yaitu 360o. kompas militer mempunyai skala 6.000’: 6.300’ atau
64.00’
4. Rumah
Kompas
Merupakan tempat bagian kompas tersebut berada. Didalam rumah kompas
biasanya juga diberi cairan bening sebagai penangkal luar. Cairan ini berfungsi
melindingi kompas terutama dalam suhu -4oC sampai 50 oC
Pada umumnya para pendaki mengenal dua tipe
kompas yang sering mereka gunakan di
lapangan. Kedua macam kompas tersebut
adalah :
1. Kompas
bidik atau kompas Prisma
kompas ini umumnya digunakan oleh militer, ettapi tidak menutup kemungkinan
bagi pendaki gunung untuk memakainya.


2. Kompas
protaktor/orientasi
Kompas jenis ini sudah dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Kompas
ini
sangat mudah digunakan. Terkadang kompas ini dilengkapi alat bidik. Jenis
kompas ini banyak digunakan oleh kalangan penggiat kegiatan orientenering. Di
Indonesia kompas ini dikenal dengan sebutak kompas Silva


MEMAKAI PETA DAN KOMPASDALAM SATU KESATUAN
A. MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR
Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari
interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku
untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO- 1977/1:25.000,
tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus
1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku,
namun dapat dicari dengan:
1. Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A
dan B.
2. Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B).
3. Hitung jumlah kontur antara A dan B.
4. Bagilah selisih ketinggian antara A - B dengan jumlah kontur antara A -
B, h
asilnya
adalah Interval Kontur.
B. MENGENAL TANDA MEDAN
Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan
orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di
lapangan dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan
yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:
1. Lembah antara dua puncak
2. Lembah yang curam
3. Persimpangan jalan atau Ujung desa
4. Perpotongan sungai dengan jalan setapak
5. Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain.
Untuk daerah yang datar dapat digunakan:
1. Persimpangan jalan
2. Percabangan sungai, jembatan, dan lain-lain.
C. MENGGUNAKAN PETA
Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu titik
awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah:
1. Koordinat titik awal (A)
2. Koordinat titik tujuan (B)
3. Sudut peta antara A - B
4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan lintasan A -B.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah
a) Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, baik di medan maupun di
peta.
b) Gunakan tanda medan yang jelas baik di medan dan di peta.
c) Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai
dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
d)
Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60 menit
dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
e) Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
f) Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan
dan perubahan arah perjalanan. Misalnya dari pnggungan curam menjadi punggungan
landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan
lainlainnya.
g) Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat
lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang
disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta)
memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang
lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan
panjang lintasan sebenarnya.
D. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA
Plotting adalah menggambar atau
membuat titik, membuat garis dan tandatanda tertentu di peta. Plotting berguna
bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Bum berada pada koordinat titik A
(3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim Buni agar menuju koordinat
titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah :
a. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimulai
dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
b. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T,
kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari
titik A ke arah garis
AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0" -360°) searah putaran
jarum Jain. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
c. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju
T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti
jalan setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis
garis kontur.
Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu tempuh :
a. Kemiringan lereng + Panjang lintasan
b. Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun pasir).
c. Keadaan cuaca rata-rata.
d. Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau malam).
e. Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.
E. MEMBACA KOORDINAT
Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:
1. Cara Koordinat Peta
Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan.
Penunjukkan koordinat ini menggunakan:
a. Sistem Enam Angka Misal, koordinat titik A (374;622), titik B (377;461)
b. Cara Delapan Angka Misal, koordinat titik A (3740;6225), titik B
(3376;4614)
2. Cara Koordinat Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau 106° 4$' 27,79". Sehingga
di wilayah Indonesia awal
perhitungan adalah kota Jakarta . Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan
sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0).
Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.
F. SUDUT PETA
Sudut peta dihitung dari utara
peta ke arah garis sasaran searah jarum jam. Sistem pembacaan sudut dipakai
Sistem Azimuth (0° - 360°). Sistem Azimuth adalah sistem yang menggunakan
sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai dengan arah
jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk menentukan
arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan,
karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang
menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan. Sistem penghitungan sudut dibagi
menjadi dua, berdasar sudut kompasnya.
AZIMUTH : SUDUT KOMPAS
BACK AZIMUTH : Bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi
180°. Bila sudut kompas < 1800 maka sudut kompas ditambah 180°.
G. TEKNIK MEMBACA PETA
Prinsipnya . " Menentukan
posisi dari arah perjalanan dengan membaca peta dan menggunakan teknik
orientasi dan resection, bila keadaan memungkinkan " Titik Awal : Kita
harus tahu titik keberangkatan kita, balk itu di peta maupun di lapangan. Plot
titik tersebut di peta dan catat koordinatnya.
1. Tanda Medan : Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus, aliran
sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali tanda
medan tersebut dengan menginterpretasikan peta.
2. Arah Kompas : Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah sesuai
dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.
3. Taksir Jarak : Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu
memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan melihat jumlah
waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala peta sehingga kita memperoleh
perkiraan jarak di peta. Perlu diingat, bahwa taksiran kita itu tidak pasti.
BIVAK
ALAM
Bivak tempat berteduh dan bermalam di
belantara. Sepintas lalu memang terkesan seadanya. Membuat tempat perlindungan
jadi penting ketika terjadi hal-hal darurat. Padahal, bivak tak hanya dibuat
ketika darurat saja, tetapi juga dipakai pada saat membuat camp sementara.
Faktor kenyamanan juga turut berbicara di sini. Pastinya, membuat bivak tidak
ada bedanya dengan kita membuat rumah dalam kehidupan sehari-hari. Dan jangan
lupa, sering-sering berguru pada masyarakat lokal dan suku-suku di pedalaman.
Ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan ketika kita memutuskan untuk membuat
bivak, yaitu jangan sekali-kali membuat bivak pada daerah yang berpotensi
banjir pada waktu hujan. Di atas bivak hendaknya tak ada pohon atau cabang yang
mati atau busuk. Ini bisa berbahaya kalau runtuh. Juga jangan di bawah pohon
kelapa karena jatuhnya kelapa bisa saja terjadi tiba-tiba.
Di
daerah tempat kita akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang
nyamuk atau serangga lainnya. Kita juga perlu perhatikan bahan pembuat bivak.
Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik, sebab
semuanya akan menentukan kenyamanan.
Menurut N.S. Adiyuwono, seorang penggiat alam terbuka, bahan dasar untuk membuat bivak bisa bermacam-macam. Ada yang dibuat dari ponco (jas hujan plastik), lembaran kain plastik atau memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti daun-daunan, ijuk, rumbia, daun palem, dan lainnya. Tapi yang paling penting, kesemua bahan dasar tadi sanggup bertahan ketika menghadapi serangan angin, hujan atau panas.
Menurut N.S. Adiyuwono, seorang penggiat alam terbuka, bahan dasar untuk membuat bivak bisa bermacam-macam. Ada yang dibuat dari ponco (jas hujan plastik), lembaran kain plastik atau memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti daun-daunan, ijuk, rumbia, daun palem, dan lainnya. Tapi yang paling penting, kesemua bahan dasar tadi sanggup bertahan ketika menghadapi serangan angin, hujan atau panas.
![]() |
Selain
bahan yang bermacam-macam, bentuk bivak pun amat beragam. Semuanya disesuaikan
dengan kebutuhan. Tak harus berbentuk kerucut atau kubus, modelnya bisa apa
saja. Ini amat bergantung pada
kreativitas kita sendiri. Membuat bivak merupakan seni tersendiri karena kreasi
dan seni seseorang bisa dicurahkan pada hasilnya.
Sebagai
contoh, one man bivak. Pembuatannya dengan menancapkan kayu cagak sebagai
tiang pokok yang tingginya sekitar 1,5 meter. Letakkan di atasnya sebatang kayu
yang panjangnya kira-kira dua meter. Ujungnya diikat kuat yang biasanya memakai
patok. Lalu sandarkan potongan kayu yang lebih kecil di atasnya, yang berfungsi
untuk menahan dedaunan yang akan jadi atap ”rumah” kita.
Bentuk lain dari alam yang bisa
dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup
dalam, lubang-lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua, Adiyuwono
mewanti-wanti agar kita bisa memastikan tempat ini bukan persembunyian satwa.
Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk
mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap
menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya.
Kita juga bisa memanfaatkan tanah
berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang
berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas
penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat-tempat tersebut tidak
langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup kita bisa
membuat dinding pembatas dari bahan-bahan alami. Selain menahan angin, dinding
ini bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di
muka pintu masuk. (SH/bayu dwi mardana)
FILOSOFI
PECINTA ALAM
Filosofi
artinya sejarah, sedangkan pecinta alam adalah cara pandang seorang pecinta
alam atau sikap peduli terhadap alam. Tapi menurut definisi pecinta alam yang
telah dirumuskan dalam kongres kedua forum komunikasi keluarga besar pecinta
alam sebandung raya (FK-KBPA-BR) tahun 2002 di batu kuda, gunung Manglayang
kab. Bandung menetapkan definisi pecinta alam.”
”Sekelompok manusia, yang bertaqwa kepada
tuhan Yme, terdidik, bertanggung jawab, dan bertujuan untuk menjaga, serta
memelihara alam.”
Definisi dalam fungsi turunan/bagiannya
telah ditetapkan oleh FK-KBPA-BR diatas dapat dijelaskan.
1. Sekelompok
manusia
- Azaz
tatadiri universal
Sekumpulan manusia yang berarti bukan perseorangan, melainkan senantiasa
berupa kelompok manusia (orang) atau sebuah system. Pecinta alam bukan lagi
berupa individu layaknya awalan “pe” dalam kata pecinta alam. Melainkan
sebuah sistim nilai kepecinta alaman itu sendiri.
2. Yang
bertaqwa kepada Tuhan YME
- Memelihara komunikasi, kebutuhan ilmu dan
tujuan hakikat/subtansialnya.
Pengertian taqwa dalam rumusan dari Alm. Prof. Hamka adalah senantiasa
memelihara hubungan dengan allah, dimana fungsi serta aktifitas pemeliharaan
akan senantiasa membutuhkan ilmu, namun ilmu semata-mata ditujukan hanya dalam
konteks “memelihara” hubungan komunikasi dengan Allah saja. Bukan
dijadikan alat untuk takabur diri, machoisme-jagoan.
3. Terdidik
- Sistem, proses dan jenjeng pendidikan.
Terdidik dalam pengertian telah melalui proses pembinaan, pendidikan, dan
pelatihan berjenjang, sesuai kurikulum dunia kepecinta alaman itu sendiri.
Proses pendidikan serta jenjang yang
akan ditempuh mencakup suatu proses sbb :
a.
Klasifikasi bakat dan minat
b.
Penyamaan persepsi dan penghayatan
c. Meningkatkan tingkat kualifikasi diri
melalui pendidikan standar (enrichment) seperti adanya ekspedisi.
d. Mempunyai tingkat kompentasi yang diakui
oleh linkungan kompentensi akan membuat seorang sah mendapatkan posisi yang
diakui/eksistensi
e. Posisi tadi akan memberiakan gambaran
pemandangan atau sebuah visi kedepan baik secara sektoral (sudut pandang) dan
paradigmanya (cara pandang)
f. Visi akan melahirkan misi yang bersifat
kualitatif
g. Visi dirumuskan dalam bentuk
rencana-rencana seperti : rencana strategis, rencana teknis
4. Bertanggung
jawab
Ø
Cinta dan komitmen
Bertanggung jawab yang paling mendasar
adalah melakukan apa yang menjadi komitmenya,secara konsikwen dan konsisten.
Dihubungkan dengan konsep cin ta,yang harus memiliki kualits-kualitas secara
fisik,gairah,posision,serta rela berkorban dengan seluruh resiko<sebagai
konsekmensi logis.
5. Tujuan
> Azas manfaat
dan kosep kesadran
Konsekwen dari kesadaran,haruslah tetap mengacu kemasa depan atau lebih
tepatnya,”manfaat apa yang mamapu saya berikan dimasa yang akan datang”dalam
kaca mata nilai dihadapan Tuhan,manusia yang paling berrti dihadapannya adalah
mereka yang bermanfaat bagi lingkungannya.sehimgga manfaatdalam konsep tujuan
menjadi sebuah keniscayaan.
6. Menjaga
>
Machois,logis,reduksionis,parsialis,analitis.
Menjaga adalah tugas laki-laki dengan sifat kelelakiannya.seperti
mengunakan daya nalar,memecah/reduksionis,penelitian fragmentasi/parsialis
dengan menggunakan daya analisa yang kadang disertai dengan sifat-sifat
ekspansi-eksploitatif.
7. memelihara
> feminis
ekologis,intuitif,integratif,sintetis
Memelihara adalah tugas dan fungsi dari sifat-sifat kewanitaan. Seperti
menggunakan daya intuising serta rasa,berfikir integrative,memberdayakan aspek
sintesa dan lebih menekankan pada kosep ekologis yangt damai,ramah dan bersifat
alamiah (ecolabelling)
8. Alam
> Kesatuan marco dan micro
cosmos serta kesisteman
Dalam hal ini tinjauan alam bukan dalam pengertian yang sempit,seperti
halnya sebatas tataran dengan panca indrera kita saja.namun alam tersebut
dikembangkan dari micro sampai dengan macro cosmos sebagai sebuah tataran alam
bertingkkat bdan alam manusia berada integratif didalamnya.alam manusia bukan
alam yang terpisah/ruang
Ruangn itu adalah alam itu sendiri sehingga tidak ada pemisahan signifikan
antara ruang dan isinya melainkan keduanya bergabung dalam
wujud”Alam”.mencintai alam adalah dirinya sendiri karena pengrtian “Alam”
suudah mencakup “ruang dan isinya” yaitu manusia itu sendiri.
SURVIVAL
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam
versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam.
S : Sadar dalam
keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk
tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan
putus asa hilangkan
V : Vitalitas
tingkatkan
I : Ingin tetap hidup
dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa
dimanfaatkan
A : Asal mengerti,
berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman,
slumun, slamet
Jika
anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar
dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda
tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan
duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat
rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Mengapa Ada Survival ?
Timbulnya kebutuhan survival karena
adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan
tsb antara lain :
1. Keadaan alam (cuaca dan medan)
2. Keadaan mahluk hidup disekitar kita
(binatang dan tumbuhan)
3. Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan
kesehatan)
4. Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya
timbul akibat
5. kesalahan-kesalahan
kita sendiri.
Kebutuhan Survival
Yang
harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
a. Semangat untuk tetap hidup
b. Kepercayaan diri
c. Akal sehat
d. Disiplin dan rencana matang
e. Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Pengetahuan
a. Cara membuat bivak
b. Cara memperoleh air
c. Cara mendapatkan makanan
d. Cara membuat api
e. Pengetahuan orientasi medan
f. Cara mengatasi gangguan binatang
g. Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan
a. Latihan mengidentifikasikan tanaman
b. Latihan membuat trap, dll
4. Peralatan
a. Kotak survival
b. Pisau jungle , dll
5. Kemauan belajar
Langkah
yang harus ditempuh bila saudara atau kelompok anda tersesat :
a.
Mengkoordinasi anggota
b.
Melakukan pertolongan pertama
c.
Melihat kemampuan anggota
d.
Mengadakan orientasi medan
e.
Mengadakan penjatahan makanan
f.
Membuat rencana dan pembagian tugas
g. Berusaha menyambung komunikasi dengan
dunia luar
h.
Membuat jejak dan perhatian
i. Mendapatkan pertolongan
Bahaya-bahaya dalam survival
Banyak
sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
a. Sering berlatih
b. Berpikir positif dan optimis
c. Persiapan fisik dan mental
2. Matahari / panas
a. Kelelahan panas
b. Kejang panas
c. Sengatan panas
a. Keadaan yang menambah parahnya keadaan
panas :
d. Penyakit akut/kronis
e. Baru sembuh dari penyakit
f. Demam
g. Baru memperoleh vaksinasi
h. Kurang tidur
i. Kelelahan
j. Terlalu gemuk
k. Penyakit kulit yang merata
l. Minum alkohol
m. Dehidrasi
Pencegahan
keadaan panas :
a. Persedian air
b. Mengurangi aktivitas
c. Garam dapur
d. Pakaian yang dipakai longgar, berlengan
panjang, celana pendek, dan kaos oblong
3. Serangan penyakit
a. Demam
b. Disentri
c. Typus
d. Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat
berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah
Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang
Banyak berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan
kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa
pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya
6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan
7. Kelaparan
8. Lecet
9. Kedinginan
Untuk
penurunan suhu tubuh < 30ƒ C bisa menyebabkan kematian
Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan
: untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Jenis-jenis Shelter :
- Shelter asli alam
Gua : Bukan
tempat persembunyian binatang
- Shelter buatan dari alam
- Shelter buatan
Syarat
Shelter :
1.
Hindari daerah aliran air
2.
Di
atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
3.
Bukan sarang nyamuk/serangga
4.
Bahan kuat
5.
Jangan terlalu merusak alam sekitar
6.
Terlindung langsung dari angin
Mengatasi Gangguan Binatang
1.
Nyamuk
a.
Obat nyamuk, autan, dll
b.
Bunga kluwih dibakar
c. Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian
dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
d. Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan
nyamuk
2. Laron
Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe
yang digantungkan
3. Lebah
Apabila disengat lebah :
a. Oleskan air bawang merah pada luka
berkali-kali
b. Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
c.
Jangan dipijit-pijit
d. Tempelkan pecahan genting panas di atas luka
4. Lintah
Apabila digigit lintah :
a.
Teteskan air tembakau pada lintahnya
b.
Taburkan garam di atas lintahnya
c. Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
d. Taburkan abu rokok di atas lintahnya
5. Semut
a. Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
b. Letakkan cabe merah pada jalan semut
c. Letakkan sobekan daun sirih pada jalan
semut
6. Kalajengking dan lipan
a. Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun
keluar
b. Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang
digigit
c. Tempelkan asam yang dilumatkan di atas
luka
d. Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng
pada luka
e. Taburkan garam di sekeliling bivak untuk
pencegahan
7. Ular
a. kenali dahulu jenis ular, apakah berbisa
atau tidak.
1) Ular berbisa biasanya memiliki warna yang
mencolok dan memiliki warna yang bervariasi
2) bentuk kepala ular berbisa lebih runcing
daripada ular tidak berbisa
b. jika ular tidak berbisa maka cukup
bersihkan luka, agar tidak infeksi
c.
jika ular berbisa maka:
1) pertama ikat sekitar bagian tubuh yang
terkena gigitan
2) lalu perbesar sedikit luka dengan cara
disayat dengan pisau bersih
3) pijat-pijat sekitar luka jika perlu
dihisap agar bisa keluar, namun jika dihisap jangan sampai tertelan dan segera
berkumur dengan air garam atau alkohol
4) siram bekas luka yang telah dikeluarkan
bisanya dengan alkohol / air garam / air sabun
5) segera bawa korban kerumah sakit untuk
mendapat pertolongan lebih lanjut
Membuat Perangkap (Trap)
Macam-macam Perangkap :
3.
Perangkap model menggantung
4.
Perangkap tali sederhana
5.
Perangkap lubang jerat
6.
Perangkap menimpa
7.
Apace foot share
Bahan :
1.
Tali/Kawat
2.
Umpan
3.
Batang kayu
4.
Cabang pohon
5.
kembali ke atas
Membaca Jejak
Jenis :
1.
Jejak buatan : dibuat oleh manusia
2. Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda
keadaan lingkungan
3. Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
4.
Jenis binatang yang lewat
5.
Arah gerak binatang
6.
Besar kecilnya binatang
7.
Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
1.
Kotoran yang tersisa
2.
Pohon atau ranting yang patah
3.
Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput
Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat
bertahan sekitar 20 ñ 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan
hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.
Air
yang tidak perlu dimurnikan :
1.
Hujan
2. Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar
dan alirkan ke tempat penampungan
3.
Dari tanaman rambat/rotan
4. Potong setinggi mungkin lalu potong pada
bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan
ke dalam mulut
5.
Dari tanaman
6. Air yang terdapat pada bunga (kantung
semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih
dahulu :
1.
Air sungai besar
2.
Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir
di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya
dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang
batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang
maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan
Makanan
Patokan memilih makanan :
1. Makanan yang di makan kera juga bisa di
makan manusia
2. Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang
berwarna mencolok
3. Hindari makanan yang mengeluarakan getah
putih, seperti sabun kecuali sawo
4.
Tanaman yang
akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu
sesaat. Apabila aman bisa dimakan
5. Hindari makanan yang terlalu pahit atau
asam
Hubungan
air dan makanan
1. Untuk air yang mengandung karbohidrat
memerlukan air yang sedikit
2. Makanan ringan yang dikemas akan
mempercepat kehausan
3. Makanan yang mengandung protein butuh air
yang banyak
Tumbuhan
yang dapat dimakanDari batangnya :
1.
Batang pohon pisang (putihnya)
2. Bambu yang masih muda (rebung)
3.
Pakis dalamnya berwarna putih
4.
Sagu dalamnya berwarna putih
5.
Tebu
Tumbuhan
yang dapat dimakan Dari daunnya :
1.
Selada air
2.
Rasamala (yang masih muda)
3.
Daun melinjo
4.
Singkong
5.
Akar dan umbinya :
6.
Ubi jalar, talas, singkong
Tumbuhan
yang dapat dimakan Buahnya :
Arbei,
asam jawa, juwet
Tumbuhan
yang dapat dimakan seluruhnya :
Jamur
merang, jamur kayu
Ciri-ciri
jamur beracun :
a.
Mempunyai warna mencolok
b.
Baunya tidak sedap
c. Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya
menjadi kuning
d. Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke
dalam masakan
e.
Bila diraba mudah hancur
f. Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian
pokok batangnya
g.
Tumbuh dari kotoran hewan
h.
Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan:
1.
Belalang
2.
Jangkrik
3.
Tempayak putih (gendon)
4.
Cacing
5.
Jenis burung
6.
Laron
7.
Lebah , larva, madu
8.
Siput
9.
Kadal : bagian belakang dan ekor
10. Katak
hijau
11. Ular
: 1/3 bagian tubuh tengahnya
12. Binatang
besar lainnya
Api
Bila mempunyai bahan untuk
membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar
tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang
dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar Fokuskan
sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2.
Gesekan kayu dengan kayu.
3.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan
menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan
bahan penyala, sehingga terbakar
4.
Busur dan gurdi
5.
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali
sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap
dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
6. Bahan penyala yang baik adalah kawul
terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren
MATERI MOUNTAINEERING
Secara
bahasa arti kata Mountaineering adalah
teknik mendaki gunung. Ruang lingkup kegiatan
Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut.
:
Hill Walking
Hill
walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki
daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu
tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking
tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media
utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat jelajah (stock atau
tongkat pandu) sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.
Scrambling
Level
berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya,
scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi
pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim
(kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama
maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang
atau membantu gerakan mendaki. Karena
derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu
dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali
sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
Climbing
Berbeda dengan hiking dan scrambling,
level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak
memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of
eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan
medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing
ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat! untuk
melakoni mountaineering ini tentu saja dibutuhkan kesiapan fisik yang mantap
Secara garis besarnya untuk melakoni mountaineering pastikan tubuh kalian dalam kondisi sehat, fit, dan stamina oke. Untuk itu olahraga teratur sangat mutlak. Selain itu, kau harus bebas dari semua phobia akan hal-hal yang berkaitan dengan tempat-tempat tinggi dan punya kesiapan rencana yang mantap.
Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.
CAVING (Penelusuran Gua)
Gua adalah lingkungan yang unik dan rentan, untuk itu harus
dikonservasi secara aktif jika mungkin dipelihara sesuai dengan kondisi
aslinya. Alasan dari kerentanannya adalah bahwa membutuhkan banyak waktu untuk
membentuk suatu fitur, sebuah formasi kalsit yang dirusak caver yang kikuk
dapat membutuhkan waktu ribuan tahun untuk perbaikan. Bagaimanapun, bentukan
bukan satu-satunya di dalam gua yang harus dilindungi, Fauna & Flora
(binatang (termasuk kelelawar), pakis, jamur, dll) cenderung sungguh jarang dan
dalam beberapa kasus mungkin hanya didapati pada satu gua tau kelompok gua.
Banyak gua mengandung peninggalan arkeologi, baik manusia dan tumbuhan atau
fitur penting (tentu saja tambang adalah fitur sejarah itu sendiri).
Caving adalah olah
raga rekreasi
menjelajahi gua. Tantangan dari olah raga ini tergantung dari gua yang
dikunjungi, tapi seringkali termasuk negosiasi lubang, kelebaran, dan air. Pemanjatan
atau perangkakan sering dilakukan dan tali juga diguanakan di banyak tempat. Caving kadangkala dilakukan hanya untuk
kenikmatan melakukan aktivitas tersebut atau untuk latihan fisik, tetap awal
penjelajahan, atau ilmu fisik dan biologi juga memegang peranan penting. Sistem
gua yang belum dijelajahi terdiri dari beberapa daerah di Bumi dan banyak usaha
dilakukan untuk mencari dan menjelajahi mereka. Di wilayah yang telah
dijelajahi (seperti banyak negara dunia pertama), kebanyakan gua telah
dijelajahi, dan menemukan gua baru seringkali memerlukan penggalian gua atau penyelaman
gua
Peralatan Penelusuran Gua
Peralatan dalam
penelusuran gua sangat penting bagi keamanan penelusur itu sendiri, karena
dengan peralatan itulah penelusuran dapat dilakukan dengan baik. peralatan itu
dapat dibagi menjadi dua katagori :
A. Perlengkapan pribadi :
1.
Lampu,
syaratnya harus bisa ditempelkan pada helm. Helm, diusahakan yang tidak mudah
pecah. Jika ternyata pecah tidak akan melukai kepala.
2.
Coverall (Werkpak),
dengan warna yang menyolok.
3. Sarung tangan, sebaiknya dari kulit yang
lemas atau karet.
4. Sepatu, usahakan yang tinggi sehingga
dapat melindungi dari gigitan binatang berbisa atau terkilirnya pergelangan
kaki.
5. Sumber cahaya cadangan, bisa berupa lilin
senter korek api.
6. Peluit, sebagai alat komunikasi darurat.
Perlengkapan
tersebut hanya dapat dipergunakan untuk gua Horisontal (datar), atau gua yang
agak rumit hingga memerlukan keterampilan untuk mendaki dan menuruni secara
bebas tanpa peralatan (Free Climbing).
Perlengkapan
pribadi ini harus diperluas apabila hendak melakukan penelusuran dalam jangka
waktu yang lama, banyak terdapat air dan banyak memiliki lorong.
Alat-alat yang perlu ditambah yaitu :
1. Tempat air minum, dibutuhkan bila
penelusuran lebih dari 3 jam, dapat pula untuk mengisi tabung karbit.
2. Makanan, harap dibawa jika menelusuri gua
lebih dari 6 jam.
3. Pakaian, yang kering luar dan dalam.
4.
Pelampung, untuk berenang.
5. Masker hidung, ini terutama digunakan
untuk gua yang banyak Guano-nya (penyebab sakit paru-paru).
6. Alat tulis kedap air, untuk penelusuran
yang rumit dan jauh sebagai catatan perjalanan dan untuk keperluan pemetaan.
7. Peralatan pemetaan, klinometer, rollmeter,
kompas prisma, altimeter, barometer, thermometer dan tripod.
8. Alat penunjuk jalan, alat ini bisa berupa
bendera, benang dll. dipergunakan untuk gua yang banyak lorongnya.
9.
Jam tangan kedap air, penunjuk waktu yang akurat sangat
penting dalam penelusuran.
10. Alat fotografi, untuk keperluan
dokumentasi diperlukan kamera SLR, lampu kilat minimum 2 unit, aneka lensa
filter, lensa zoom, shutter release, tripod dan bila ada kamera tahan air.
Untuk melakukan
eksplorasi gua vertikal atau sumuran, tentunya peralatan tersebut diatas tidak
memadai. Untuk keperluan tersebut dikenal suatu cara yang disebut SRT (Single
Rope Technique) atau teknik menaiki dan menuruni tali tunggal, maka kita harus
melengkapi dengan alat lainnya yaitu :
1. Sit Harnes (dada), tali pengaman dada.
2. Harnes duduk, tali pengaman/tambatan
pinggang
3.
Buntut sapi (Cow’s Tails) atau tali pengaman darurat.
4.
Maillon Rapide (Delta), penyambung harnes dan tempat
mengait alat.
5.
Croll (Chest Jammer) alat menaiki tali.
6.
Hand Jammer, alat menaiki tali.
7.
Decender, alat untuk menuruni tali.
8.
Tali prusik, 2 pasang.
9.
Webbing, tali pita.
B. Perlengkapan kolektif :
Peralatan ini
sangat dibutuhkan untuk kegiatan bersama (beregu) dan harus ada seseorang yang
bertanggung jawab pada peralatan tersebut. Pemeliharaan barang kolektif ini
sebaiknya dilakukan bersama dan dapat juga ditugaskan kepada satu orang.
Sebaiknya yang memelihara alat tersebut diserahkan pada orang yang mengerti
pada peralatan tersebut, jangan diberikan pada pemula karena sensitifnya
peralatan. Namun adakalanya kecenderungan dalam suatu organisasi untuk
melimpahkan tanggung jawab tersebut pada pemula, dalam hal ini sangatlah tidak
tepat.
1.
Tali, dalam
hal ini mutlak diperlukan dalam kegiatan penelusuran gua vertikal. Alat ini
sangat sensitif dan nyawa penelusur bergantung pada kualitas dan cara
pemeliharaannya. Untuk penelusuran dipergunakan tali statik atau tali Speleo
dan diperlukan yang berdiameter 9 - 11 mili. Untuk panjang tali
disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Tangga kawat baja, sangat fleksibel dalam
penggunaannya dan mudah dibawa. Sangat aman untuk melintasi air terjun terurtama
jika rombongan sebagian besar kurang mampu menggunakan peralatan SRT. Tiap
penggunaan tangga baja ini harus menggunakan pengaman (Safty line) tali
dinamis.
3. Tas besar (speleo bag), untuk tempat tali
atau peralatan yang lainnya.
4. Perahu karet, untuk mengarungi sungai atau
danau.
5.
Pulley, sering disebut dengan katrol dan bermanfaat
untuk Rescue.
Teknik Penulusuran Goa Horizontal
a. Lumpur.
Lorong yang berlumpur dapat dengan mudah
kalau lumpur tersebut tidak terlalu tebal. Tapi dalam kondisi lumpur
setinggi lutut bahkan sampai setinggi perut, kita tidak mudah untuk melaluinya.
Untuk melewatinya kita bergerak dengan posisi seperti berenang. Dengan posisi
seperti ini akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.
b.
Air.
Untuk
kondisi lorong gua yang berair. terutama gua yang belum pernah di masuki kita
tidak mengetahui kedalaman air dan kondisi di bawah permukaan air, untuk itu
kita harus mengetahui prosedur dan mempunyai fasilitas pendukung. Syarat utama untuk melewati lorong yang
berair adalah harus bisa berenang. Tetapi dengan kondisi lorong yang
serba terbatas, teknik berenang dalam gua berbeda dengan berenang di kolam
renang. Di sini kita memakai pakaian lengkap, sepatu bahkan mungkin membawa
beban yang cukup berat. Pembagian
team juga harus di sesuaikan, untuk leader ia tidak boleh membawa beban berat,
karena leader harus membuat lintasan dan mempelajari kondisi medan. Dalam
kondisi tertentu kita menggunakan pelampung, perahu karet terutama untuk lorong
yang panjang dan berair dalam.
Ada juga lorong yang hampir semua di
penuhi oleh air hanya ada ruangan sedikit yang tersisa. Untuk
melewatinya kita harus melakukan DUCKING
( kepala menengadah). Kadang-kadang kita harus melepas helm untuk menambah
ruang gerak kepala. Dalam kondisi tertentu kita melakukan ducking dengan
jongkok, bahkan dengan berbaring kalau badan tidak dapat masuk seluruhnya.
Diving, adalah
teknik penyelaman dengan alat bantu pernafasan dan pakaian khusus. Teknik ini
di lakukan pada lorong yang seluruh bagiannya tertutup oleh air (sump, siphon).
Untuk perbandingan resiko kematian di cave diving adalah 60% tewas. Sedang
resiko caving 15 %. Dengan melihat perbandingan resiko kematian yang besar ini
kita di tuntut untuk ekstra hati-hati, seyogyanya tidak meneruskan penelusuran
jika tanpa alat pendukung yang standart.
c.
Climbing.
Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita
menjumpai adanya water fall ataupun lorong yang terletak di atas kita. Untuk
dapat meneruskan penelusuran kita harus menggunakan teknik-teknik Rock
Climbing. Seperti memasang pengaman sisip dan bor tebing untuk pembuatan
lintasan, yang melakukan adalah leader dan kemudian anggota yang lain
melewatinya dengan SRT. Teknik rock climbing harus bisa di lakukan pada kondisi
medan seperti :
* Aliran air yang deras dan kita tidak mengetahui kedalamannya.
* Gua yang berbentuk celah dan menyempit bagian dasarnya
* Sungai besar atau danau yang dalam.
* Pemasangan rigging pada waterfall.
* Menghindari calcite floor atau oolith floor.
* Gua yang berbentuk celah dan menyempit bagian dasarnya
* Sungai besar atau danau yang dalam.
* Pemasangan rigging pada waterfall.
* Menghindari calcite floor atau oolith floor.
Etika Penelusuran Goa
Menelusuri gua dapat dikerjakan untuk olah raga maupun untuk
tujuan ilmiah.
Namun kedua kategori penelusur gua wajib menjunjung tinggi etika dan kewajiban
kegiatan penelusur gua ini agar lingkungan tidak rusak, agar para penelusur
gua ini agar lingkungan tidak rusak, agar para penelusur sadar akan bahaya-bahaya
kegiatan ini dan mampu mencegah terjadinya musibah dan agar si penelusur sadar
akan kewajibannya terhadap sesama penelusur dan masyarakat disekitar lokasi
gua-gua. Kemahiran teknik saja TIDAK CUKUP untuk menganggap dirinya mampu dan pantas melakukan kegiatan penelusuran gua. Seorang pemula atau yang sudah berpengalaman sekalipun harus memenuhi etika dan kewajiban penelusuran gua.
Namun kedua kategori penelusur gua wajib menjunjung tinggi etika dan kewajiban
kegiatan penelusur gua ini agar lingkungan tidak rusak, agar para penelusur
gua ini agar lingkungan tidak rusak, agar para penelusur sadar akan bahaya-bahaya
kegiatan ini dan mampu mencegah terjadinya musibah dan agar si penelusur sadar
akan kewajibannya terhadap sesama penelusur dan masyarakat disekitar lokasi
gua-gua. Kemahiran teknik saja TIDAK CUKUP untuk menganggap dirinya mampu dan pantas melakukan kegiatan penelusuran gua. Seorang pemula atau yang sudah berpengalaman sekalipun harus memenuhi etika dan kewajiban penelusuran gua.
Sejak semula harus
disadari bahwa seorang penelusur gua dapat merusak gua,
karena membawa kuman, jamur, dan virus asing ke dalam gua yang lingkungannya
masih murni, tidak tercemar. Penelusuran gua akan merusak gua apabila meninggalkan kotoran berupa sampah, sisa karbit, puntung rokok, sisa makanan, batu baterai mati, kantong plastik, botol/kaleng minuman dan makanan dalam gua. Membuang benda-benda tersebut di atas adalah larangan mutlak juga dilarang corat-coret gua dengan benda apapun juga.
karena membawa kuman, jamur, dan virus asing ke dalam gua yang lingkungannya
masih murni, tidak tercemar. Penelusuran gua akan merusak gua apabila meninggalkan kotoran berupa sampah, sisa karbit, puntung rokok, sisa makanan, batu baterai mati, kantong plastik, botol/kaleng minuman dan makanan dalam gua. Membuang benda-benda tersebut di atas adalah larangan mutlak juga dilarang corat-coret gua dengan benda apapun juga.
Karenanya
ikutilah Motto :
“jangan mengambil
sesuatu……… kecuali mengambil potret”
“jangan
meninggalkan sesuatu ….. kecuali meninggalkan jejak”
“jangan membunuh
sesuatu ……… kecuali membunuh waktu”
Gua adalah
bentukan alam yang terbentuk dalam kurun waktu ribuan tahun. Setiap
usaha merusak gua mendatangkan kerugian yang tidak dapat di tebus. Karenanya
jangan merusak gua, mengambil atau memindahkan sesuatu di dalam gua tanpa tujuan
jelas yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tujuan ilmiah sekalipun harus diusahakan pengambilan specimen secara cermat,
terbatas dan selektif. Itupun setelah diyakini, bahwa belum tersedia specimen
yang sama di dalam laporan atau museum dan belum diambil specimen yang sama
oleh ahli speleologi lainnya. Menelusuri dan meneliti gua harus dilakukan dengan penuh respek, tanpa mengganggu, mengusir, merusak/mengambil isi gua, baik yang berupa benda mati atau yang hidup.
usaha merusak gua mendatangkan kerugian yang tidak dapat di tebus. Karenanya
jangan merusak gua, mengambil atau memindahkan sesuatu di dalam gua tanpa tujuan
jelas yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tujuan ilmiah sekalipun harus diusahakan pengambilan specimen secara cermat,
terbatas dan selektif. Itupun setelah diyakini, bahwa belum tersedia specimen
yang sama di dalam laporan atau museum dan belum diambil specimen yang sama
oleh ahli speleologi lainnya. Menelusuri dan meneliti gua harus dilakukan dengan penuh respek, tanpa mengganggu, mengusir, merusak/mengambil isi gua, baik yang berupa benda mati atau yang hidup.
Menelusuri gua
harus disertai kendaraan, bahwa kesanggupan dan ketrampilan
pribadi tidak usah dipamerkan. Sebaliknya ketidakmampuan tidak perlu ditutupi
oleh karena rasa malu. Bertindaklah sewajar-wajarnya, tanpa membohongi diri
sendiri dan orang lain. Apabila tidak sanggup, tetapi dipaksakan maka hal ini
akan membawa akibat buruk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
pribadi tidak usah dipamerkan. Sebaliknya ketidakmampuan tidak perlu ditutupi
oleh karena rasa malu. Bertindaklah sewajar-wajarnya, tanpa membohongi diri
sendiri dan orang lain. Apabila tidak sanggup, tetapi dipaksakan maka hal ini
akan membawa akibat buruk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Tunjukkan Respek Terhadap Penelusur Gua Dengan Cara :
1. Tidak menggunakan bahan-bahan atau
peralatan yang disediakan oleh rombongan
lain tanpa persetujuan mereka. Jangan membahayakan para penelusur lain, misalnya
menimpukkan batu ketika ada penelusur lain di dalam gua, mengambil atau memutuskan
tali yang sedang terpasang, memindahkan tangga atau alat-alat lain yang dipasang
pemakai, penelusur lain.
lain tanpa persetujuan mereka. Jangan membahayakan para penelusur lain, misalnya
menimpukkan batu ketika ada penelusur lain di dalam gua, mengambil atau memutuskan
tali yang sedang terpasang, memindahkan tangga atau alat-alat lain yang dipasang
pemakai, penelusur lain.
2. Tidak menghasut penduduk di sekitar gua
untuk melarang atau menghalangi rombongan lain memasuki gua, karena tidak ada
satupun gua di bumi ini milik perseorangan kecuali apabila gua itu telah dibeli
oleh yang bersangkutan. Untuk tujuan ilmiahpun, setiap gua harus dapt diteliti
setelah menempuh prosedur yang berlaku.
3. Jangan gegabah menganggap anda penemu
sesuatu, kalau anda yakin betul, bahwa
tidak ada orang lain yang menemukannya pula.
tidak ada orang lain yang menemukannya pula.
4. Jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar
demi sensasi atau ambisi pribadi,
karena hal ini berarti membohongi diri sendiri dan dunia ilmu speleologi khususnya.
karena hal ini berarti membohongi diri sendiri dan dunia ilmu speleologi khususnya.
5. Setiap usaha penelusuran gua ialah usaha
bersama. Bukan usaha yang dicapai
sendiri. Karena setiap publikasi dari hasil penelusuran gua tidak boleh menonjolkan
prestasi pribadi tanpa mengingat jasa sesama penelusur.
sendiri. Karena setiap publikasi dari hasil penelusuran gua tidak boleh menonjolkan
prestasi pribadi tanpa mengingat jasa sesama penelusur.
6. Jangan menjelek-jelekkan nama sesama
penelusur dalam suatu publikasi walaupun
si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal negatif secara sadar atau tidak sadar.
Setiap publikasi negatif tentang sesama penelusur akan memberikan gambaran negatif
terhadap semua penelusur gua.
si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal negatif secara sadar atau tidak sadar.
Setiap publikasi negatif tentang sesama penelusur akan memberikan gambaran negatif
terhadap semua penelusur gua.
7. Jangan melakukan penelitian yang sama
apabila ada rombongan lain yang sedang
mengerjakan dan belum mempublikasikannya.
mengerjakan dan belum mempublikasikannya.
Bahaya-Bahaya Penelusuran Gua
Bahaya-bahaya penelusuran gua secara sudut
pandangnya dapat dibedakan menjadi
dua :
dua :
A. Antroposentrisme, meninjau sudut
pandang bahaya penelusuran gua terahadap
penelusur gua, biasanya terjadi akibat kealpaan atau kecerobohan penelusur gua itu sendiri.
penelusur gua, biasanya terjadi akibat kealpaan atau kecerobohan penelusur gua itu sendiri.
B. Speleosentrisme, meninjau dari sudut
pandang bahaya penelusuran gua terhadap
gua itu sendiri, dari Tindakan-tindakan para penelusur gua.
gua itu sendiri, dari Tindakan-tindakan para penelusur gua.
Bahaya-bahaya dari sudut pandang
Antrosentrisme :
1. Terpeleset/terjatuh dengan akibat fatal,
atau gegar otak, terkilir, terluka,
patah tulang dsb. Hal ini paling sering terjadi, antara lain karena : penelusur
terburu-buru meloncat, salah menduga jarak dan sebagainya.
patah tulang dsb. Hal ini paling sering terjadi, antara lain karena : penelusur
terburu-buru meloncat, salah menduga jarak dan sebagainya.
2. Kepala terantuk atap
gua/stalaktit/bentukan gua lainnya. Akibatnya : luka
memar, luka berdarah, gegar otak. Wajib pakai helm.
memar, luka berdarah, gegar otak. Wajib pakai helm.
3. Tersesat. Terutama bila lorong
bercabang-bertingkat dan daya orientasi pemimpin regu penelusur kurang baik.
4. Tenggelam. Terutama apabila nekat memasuki
gua pada musim hujan tanpa mempelajari Topografi dan hidrologi karst maupun
sifat sungai di bawah tanah. Bahaya semakin nyata kalau harus melewati air
terjun atau jeram deras. Apalagi kalau harus melakukan penyelamatan bebas tanpa
alat dan penelusur kurang mahir berenang/menyelam. Jangan lupa membawa
pelampung dan sumber cahaya kedap air. Mengarungi sungai yang dalam, harus
pakai tali pengaman dengan lintasan tepat.
5. Kedinginan (Hipotermia).
Hal ini terutama bila lokasi gua jauh di atas
permukaan
laut, penelusur beberapa jam terendam air, dan adanya angin kencang yang berhembus dalam lorong tersebut.
laut, penelusur beberapa jam terendam air, dan adanya angin kencang yang berhembus dalam lorong tersebut.
6.
Dehidrasi.
Kekurangan cairan.
Hal ini sudah merupakan bahan penelitian cermat
di Perancis. Hampir senantiasa bila sudah timbul rasa haus, sudah ada gejala
dehidrasi. Karenanya sudah menjadi suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar
lagi, bahwa sebelum memasuki gua, setiap penelusur harus minum secukupnya. Cairan paling tepat untuk menghindari dehidrasi ialah larutan oralit atau garam anti
diare.
di Perancis. Hampir senantiasa bila sudah timbul rasa haus, sudah ada gejala
dehidrasi. Karenanya sudah menjadi suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar
lagi, bahwa sebelum memasuki gua, setiap penelusur harus minum secukupnya. Cairan paling tepat untuk menghindari dehidrasi ialah larutan oralit atau garam anti
diare.
CLIMBING
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat
yang curam atau tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang
menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya
ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya
dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.
Di dalam arti yang sebenarnya memang
climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak pula orang mengartikan bukan hanya
panjat saja dalam kegiatan climbing ini melainkan juga Repling (turun tebing),
Pursiking (naik tebing dengan menggunakan tali pursik) dan lain-lain.
Biasanya orang melakukan pemanjatan tebing
ini dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi, kekuatan tangan, kekuatan kaki,
keseimbangan tubuh dijadikan tolak ukur dalam melakukan pemanjatan ini. Panjat
tebing bukan hanya di alam tetapi kita bisa di tebing buatan (woll-climbing).
3. Rock Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
Ice and Snow Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
Ice and Snow Climbing
Ice and Snow Climbing adalah olah raga
fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan,
kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para
pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan
dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat
krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga
ini sangat aman untuk dilakukan.
ALAT CLIMBING
Tali Pendakian
Tali Pendakian
Fungsi
utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan
jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan
yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam
pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan belayer
masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm,
tapi sekarang ada yang
berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.
Ada
dua macam tali pendakian yaitu :
·
Static
Rope, tali pendakian yang
kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku,
umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.
·
Dynamic
Rope, tali pendakian yang
kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya
lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).
2.
Carabiner
Adalah
sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang
berfungsi seperni peniti. Ada 2
jenis carabiner :
·
Carabiner Screw Gate
(menggunakan kunci pengaman).
·
Carabiner Non Screw Gate
(tanpa kunci pengaman)
3.
Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
-sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
-sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.
4.
Descender
Sebuah
alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan,
sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau
rappelling.
5.
Ascender
Berbentuk
semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila
dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.
6.
Harnes / Tali Tubuh
Alat
pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada
dua jenis hernas :
·
Seat
Harnes, menahan berat badan
di pinggang dan paha.
·
Body
Harnes, menahan berat badan
di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
7.
Sepatu
Ada
dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
·
Sepatu
yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya
menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
·
Sepatu
yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok
digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya
tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
8. Anchor (Jangkar)
Alat
yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor,
sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada
dua macam anchor, yaitu :
·
Natural
Anchor, bias merupakan pohon
besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.
·
Artificial
Anchor, anchor buatan yang
ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh
: chock, piton, bolt, dan lain-lain.
SEARCH AND RESCUE
Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha
mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau
dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti
pelayaran, penerbangan dan bencana . Istilah SAR telah digunakan secara
internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga menjadi tidak asing
bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia. Operasi SAR
dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun
pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya
dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak membahayakan
tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap
musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara
pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas
dan lain-lain. Demikian juga terhadal adanya musibah lainnya seperti kebakaran,
gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain. Unsur-unsur SAR Dalam
kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang dibutuhkan
sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya,
yaitu :
1. Lokasi : kemampuan untuk
menentukan lokasi korban. Hal ini memerlukan
pengetahuan menangani data
peristiwa, keadaan korban, keadaan medan
dan
lainnya.
2. Mencapai : kemampuan untuk
mencapai korban. Hal ii memerlukan keterampilan
mendaki gunung, rock climbing,
cara hidup di alam bebas, peta, kompas,
membaca jejak, dan lainnya
3. Stabilisasi : kemampuan
untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak
diperlukan pengetahuan P3K,
gawat darurat dan lainnya.
4. Evakuasi : kemampuan membawa
korban. Hal ini memerlukan keterampilan
seperti halnya “Mencapai”.
Tahapan SAR
1. tahapan keragu-raguan, sadar
bahwa keadaan darurat telah terjadi.
2. tahapan kesiapan,
melaksanakan segla sesuatunya sebagai tanggapan terhadap
suatu kecelakaan, termasuk juga
menadpatkan segala informasi mengenai korban.
3. tahapan perencanaan,
pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang
diperlukan
4. tahapan operasi, seluruh
unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai
5. tahapan laporan, terakhir
membuat laporan mengenai misi SAR yang telah
dilaksanakan.
Pencarain pada perasi SAR
Berikut adalah beberapa pola teknis pencarian pada
operasi SAR. Hanya sebagain teknik
yang dibahas di sini, yaitu :
1. Track (T)
• Pola ini dipakai jika orang
yang dinyatakan hilang dari jalur perjalanan yang
direncanakan akan dilewatinya
merupakan satu-satunya informasi yang ada.
• Selalu dianggap bahwa sasaran
(korban) masih disekitar atau dekat dengan
garis rute
Pola Track
2. Paralel (P)
• Daerah pencarian cukup luas
dan medannya cukup datar
• Hanya mempunyai posisi duga
• Sangat baik untuk daerah
pencarian yang berbetuk segi empat.
Pola Paralel
3. Creeping (C)
• Daerah pencarian sempit,
panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
• Kalau di pegunungan gunung,
regu pencari dengan ola ini kan
turun kejurangjurang
atau dataran yang lebih rendah.
Pola Creeping
4. Square (SQ)
• Biasanya digunakan pada
daerah yang datar
• Dengan pola ini perhitungan
posisi juga harus merupakan kemungkinan yang
tepat
• Pembelokan tidak sembarangan,
tetapi dengan perhitungan
C
D
A B
5. Sector (S)
• Lokasi atau posisi diketahui
• Daerah yang disari tidak luas
• Daerah pencarian berbentuk
lingkaran
• Rute regu pencarian berbentuk
segitiga sama sisi
Pola Sector
6. Contour (CT)
• Digunakan di bukit-bukit.
• Pencarian selalu dimulai dari
puncak tertinggi
7. Barrier (B)
• Digunakan dengan hanya
menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang
pasti bahwa survivor akan lewat
dengan melihat keadaaan lingkungan.
• Digunakan jika regu pencari
dan penyelamat tidak bisa mendekati tempat
yang terkena musibah
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan pola pencarian
Dari sekian banyak pola
pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor berikut ;
• Ketepatan posisi survivor
• Luas dan bentuk daerah
pencarian
• Jumlah dan jenis unit rescue
yang tersedia
• Cuaca di dan ke daerah
pencarian
• Jarak basecamp unit rescue ke
lokasi musibah
• Kemampuan peralatan bantu
navigasi di daerah kejadian
• Ukuran sukar dan mudahnya
sasaran yang diketahui
• Keefektifan taktik yang
dipilih
• Medan di daerah kejadian
• Dukungan logistik ke daerah
pencarian
Taktik pencarian
Taktik pencarian dapat
bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal itu
tercakup dalam lima metode pencarian,
yaitu :
1. Taktik pendahuluan
Merupakan usaha-usaha untuk
mendapatkan informasi awal, mengoordinir reguregu
pencari, membentuk pos
pengendali, perencanaan, pencarian awal, dsb
2. Taktik Pembatasan
Menciptakan, membentuk garis
lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam
area pencarian
3. Taktik Pendeteksian
Pemeriksaan terhadap tempat
potensial dan juga menggunakan pencarian
potensial. Pada area tersebut
diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak
atau segala sesuatu yang
tercecer yang ditinggalkan korban
4. Taktik pelacakan
Melacak jejak atau sesuatu yang
ditinggalkan korban, biasanya pelacakan ini
dilakukan dengan anjing pelacak
atau orang yang terlatih mencari dan membaca
jejak
5. Taktik evakuasi
Memberikan perawatan dan
membawa korban untuk perawatan yang lebih lanjut
jika diperlukan.
P3K
P3K secara harfiah merupakan tindakan yang dapat
diberikan / dilakukan oleh orang yang terlatih atau memahami tentang
seluk-beluk anatomi-kesehatan dasar.
Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan yang
pertama sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga
tujuan dari P3K sesungguhnya adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak
lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi
saluran napas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal
mungkin. Ada juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga
kompleks sehingga penolongpun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan
sekaligus ataun sesuai prioritas yang mengancam nyawa.
Dalam kesempatan ini akan dibahas P3K secara
praktis pada kasus-kasus darurat yang sering kita amati dan alami di sekitar
kita.
Gangguan Umum
1. Shock
Tanda-tanda :
a. Kesadaran menurun, denyut nadi cepat,
lemah dan kemudian menghilang.
b. Kulit pucat, dingin dan lembab.
c. Nafas dangkal tidak teratur.
d. Mata hampa, suram.
e. Penderita merasa pusing, mual.
Penyebab :
Tekanan emosi hebat, kehilangan darah atau cairan dan keracunan
Pertolongan :
a. Baringkan penderita dengan kepala lebih
rendah, kecuali pasien menderita gegar otak dan patah tulang.
b. Kendorkan pakaian, beri selimut.
c. Jangan beri minum.
2. Pingsan
Tanda-tanda :
a. Penderita tidak sadar, terbaring tidak
bergerak, terkadang sangat gelisah.
b. Pernafasan ada nadi berdenyut.
Penyebab :
a. Kurang memeproleh zat asam.
b. Terlalu kepanasan/kedinginan, kesakitan.
c. Keracunan
d. Penyakit kronis, ginjal, jantung,
diabetes, dsb.
Pertolongan :
a. Baringkan penderita ditempat teduh dan
udara segar.
b. Bila wajah pucat, kepala direndahkan
(sebaliknya).
c. Buka/longgarkan pakaian.
d. Bila penderita muntah, letakkan kepala
dalam posisi miring, untuk mencegah muntahan terselak masuk ke paru-paru.
e. Beri penyegar (decologne) atau amoniak
agar segera sadar.
3. Mati suri
Tanda-tanda :
a. Kesadaran diantara pingsan dan mati.
b. Pernafasan tidak nampak.
c. Nadi tidak teraba.
d. Wajah pucat kebiru-biruan.
Penyebab :
Tidak dapat bernafas, Menghirup gas beracun.
Pertolongan :
Lakukan seperti penderita pingsan, bersihkan jalan nafas, segera bawa ke
dokter.
4. Kejang otot (Kram)
Penyebab :
a. Terlalu letih
b. Karena dingin/panas
c. Kekurangan garam, rendahnya kadar mineral.
d. Bernafas terlalu cepat ketika tidak
diperlukan, sehingga menghalangi pemakaian kalsium oleh tubuh.
Tanda-tanda :
Rasa sakit yang terus menerus, berlangung selama beberapa detik sampai
beberapa jam.
Pertolongan :
1) Dengan merenggangkan otot tersebut, bila
kejang dibetis, berdiri dengan bertumpu pada jari kaki atau mendorong bagian
depan kaki ke atas dan memijit otot yang kejang kearah jantung.
2) Bila yang menderita kejang adalah otot
lengan atas depan, pijitlah otot tersebut dengan satu tangan dan mintalah
bantuan teman anda untuk meluruskan siku tersebut.
5. Terkilir (Reptura Tendo)
Yaitu terlepasnya tendo dari tulang/otot (Tendo adalah penghubung antara
tulang/sendi).
Tanda-tanda :
a. Seseorang yang menderita reptura tendo
atau terkilir biasanya terdengar suaranya.
b. Rasa sakit yang hebat sehingga orang
tersebut menggeliat kesakitan dan memegang otot tersebut dalam posisi
konstraksi.
c. Ia tidak akan membiarkan otot tersebut
digerakkan, bahkan biasanya tidak akan mau diperiksa, kecuali bila telah
menerima obat penghilang rasa sakit.
d. Membengkak sakit selama beberapa hari dan
timbul tanda biru/hitam.
Penyebab :
a. Konstraksi otot yang kuat yang terjadi
dengan tiba-tiba.
b. Otot yang tegang dan tidak fleksibel mudah
menderita reptura tendo.
Pertolongan
:
-
Rest : istirahat
-
Ice : pendinginan
-
Compression : penekanan
- Elevation : pendinginan bagian tubuh
yang cidera
- Segera hubungi dokter
6. Dislokasi (sendi meleset)
Yaitu terlepasnya sendi dari tempat yang
seharusnya.
a. Dislokasi sendi rahang
Penyebab
:
1) Menguap atau tertawa terlalu lebar
2) Terkena pukulan keras ketika rahang sedang
terbuka.
Pertolongan :
Mempergunakan ibu jari yang ditekankan ke
rahang, ibu hari sebelumnya dibalut terlebih dahulu.
Caranya, rahang tersebut ditekankan
kebawah dengan kedua ibu jari tersebut diletakkan digeraham yang paling
belakang, tekanan harus mantap tetapi pelan-pelan, bersamaan dengan penekanan
tersebut, jari-jari yang lain mengangkat dagu penderita keatas.
b. Dislokasi sendi bahu
Pertolongan
:
1) Perhatikan apakah ada patah tulang.
2) Apabila tidak ada, cedera ditekan dengan
telapak tangan/kaki. Sementara itu lengan penderita ditarik sesuai dengan arah
kedudukan ketika itu, tarikan harus dilakukan dengan pelan dan semakin lama dan
semakin kuat, kemudian dengan hati-hati lengan atas diputar (arah jauhi tubuh)
hal ini sebaiknya dilakukan dengan siku berlipat. Dengan cara ini diharapkan
ujung lengan atas akan menggeser kembli ketempat semula.
c.
Dislokasi sendi paha (pinggul)
Penyebab
:
Lutut membentur, paha terdorong kebelakang
dan terlepas dari sendinya.
Tanda-tanda
:
Lutut terputar kedalam, paha terkunci
mendekati garis tengah tubuh, bila digerakkan terasa nyeri.
Usahakan jangan digerakkan, bawa segera ke
rumah sakit.
7. Patah Tulang
a. Patah tulang stress
Tanda-tanda
:
1) Tidak tampak
2) Sakit bila ditekan dari atas dan dari
bawah.
3) Sakit ringan dan semakin sakit bila terus
digunakan.
Penyebab
:
Kaki yang mempunyai lengkungan yang
tinggi, sehingga sebagian besar gaya langkah terpusatkan pada tulang dan kaki.
Pertolongan
:
Istirahatkan bagian tubuh yang sakit.
b. Patah tulang komplet
Tanda-tanda
:
1) Rasa sakit yang hebat disertai dengan
pembengkakan.
2) Bila memutuskan pembuluh darah darah dapat
mengakibatkan pendarahan.
Penyebab :
Kekerasan dari luar, terpukul benda-benda
keras, tertembak terjatuh dan sebagainya.
Pertolongan
:
1) Mencegah pendarahan
2) Mencegah gugat
3) Mencegah rasa nyeri
4) Mencegah infeksi
5) Pembalutan/pembidaian.
8.
Perdarahan Pembuluh Nadi
Tanda-tanda
:
Darah keluar menyembur sesuai dengan
denyut jantung, darah yang keluar berwarna merah segar.
Pertolongan
:
a. Menekan ditempat perdarahan dengan kain,
setelah luka dibersihkan.
b. Usahakan bagian yang mengalami perdarahan
lebih tinggi dari letak.
c. Jika belum berhasil, hentikan perdarahan
dengan memijit pembuluh nadi (arteri) antara luka dengan jantung (diatas posisi
luka)
d. Dengan memasang touniquet (dikendorkan
tiap 15 menit)
9.
Keracunan
Racun bisa masuk ketubuh melalui :
a. Pernafasan
Tanda-tanda :
1) Banyak keluar air liur dan air mata
2) Batuk-batuk
3) Warna muka merah
Pertolongan :
1) Bawa secepatnya ketampat yang bebas gari
gas beracun tersebut.
2) Tidurkan terlentang dan beri selimut.
3) Bila perlu beri penafasan buatan jangan
dari mulut ke mulut.
4) Segera bawa ke rumah sakit
b. Melalui kulit
Pertolongan :
1) Pakaian yang terkena racun dilepas
2) Bagian tubuh yang terkena racun disiram dengan
air dingin terus menerut
c. Melalui makanan
Keracunan Botulinum (banyak dijumpai pada makanan dalam kaleng)
Gejala
:
1) Muncul secara mendadak 18-36 jam sesudah
memakan makanan tersebut
2) Lemah badan, disusul penglihatan kabur dan
ganda.
3) Penderita mengalami kesulitan berbicara
dan susah menelan.
Pertolongan
:
Hanya dapat diberikan di rumah sakit
dengan menyuntikkan serum antitoksin khusus untuk Botulinum.
Pencegahan
:
Sebelum dihidangkan, makanan dalam kaleng
dibuka kemudian direbus bersama kalengnya didalam air sampai mendidih.
10.
Keracunan jamur
Gejala
:
Muncul dalam jarak beberapa menit sampai 2
jam sesudah makan jamur beracun tersebut.
1) Sakit perut yang hebat, mencret.
2) Banyak berkeringat
3) Mental kacau
4) Pingsan
Pertolongan
:
1) Usahakan agar muntah
2) Bilas lambung
3) Bila perlu berikan pernafasan buatan.
PPGDM
(pertolongan pertama gawat daurat medis)
PPGDM adalah
petolongan yang dilakukan pertama kali dan memerlukan penggunaan metode dasar
sebelum mendapat petolongan medis lanjutan.
Langkah pertolongan petama ditempat keramaian
- menyebut identitas diri
- menyebut organisasi (jika ada)
- mohon izin memberikan bantuan
tujuan PPGDM
- mencegah bahaya maut
- mencegah cacat
- mencegah infeksi
- meringankan rasa sakit sipenderita
Yang harus dimiliki penolong
- tenang dalam bertindak
- bersikap sopan
- dapat mengontrol situasi
Macam-macam alat pelindung
- sarung tangan karet
- kaca mata pelindung
- masker
Alat-alat PPGDM
- obat luka
- plester
- peban
- kapas
- balsem
JURNALISTIK
Jurnalistik adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan Siapa, Apa,
Kapan,Dimana,Mengapa dan Bagaimana,dalam bahasa inggris dikenal dengan 5W+1H
dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari kejadian/tred.Fakta dan data
yang sudah ditulis dihimpun dituliskan
berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan bahasa jurnalistik-Spesifik.
Kalimatnya pendek-pendek,baku,sederhana dan komunikatif=jelas, langsung pada
pokok masalah mudah dipahami orang awam.
Komposisi
naska berita terdiri atas:
1.
Judul
2.
Baris dan tanggal
Yaitu
nama dan tempat berlangsungnya pristiwa atau tempat berita dibuat.Didalam
jurnalistik ada beberapah langkah-langkah
yang harus diperhatikan :
- Informasi
Didalam informasi ini kita cari adalah berita
- Observasi
Yang diamati sesuai daerah yang ingin kita lakukan kegiatan
- Persepsi
Data yang kita dapat dari masyarakat masyarakat
- Interpasi
Yaitu mengumpulkan pendapat-pendapat dari lapangan untuk dilaporkan Contoh “KEBAKARAN”
Tiga
petak perumahan indah, telah terbakar, Pagi tadi pukul 05:30 wib,dijalan gang
sakti Rt 05 Rw 03 kecamatan cibinong,kabupaten cileduk, propinsi jawa
barat.karna terjadinya konsleting arus listrik, Tidak ada korban jiwa dalam
pristiwa tersebut namun kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
PIONEERING
Dalam
tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal
ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah
hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan
benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
Macam
simpul dan kegunaannya
1.
Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2.
Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan
tidak licin
3.
Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya
dan dalam keadaan kering
4.
Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya
dan dalam keadaan basah
5.
Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6.
Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan
dalam keadaan licin
7.
Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang
pingsan
8.
Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9.
Simpul laso
Untuk gambar
macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini
![]() |
||
![]() |
Macam
Ikatan dan Kegunaannya
1.
Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan
tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2.
Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih
dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak
tercekik.
3.
Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang
berbentuk ring.
4.
Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan
erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga
dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk
memulai suatu ikatan.
5.
Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu
tiang, kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke
jurang atau pohon.
6.
Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7.
Ikatan palang
8.
Ikatan canggah
9.
Ikatan silang
10.
Ikatan khaki tiga
Untuk gambar
macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
Gambar contoh poineering
(menara pandang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar